Jumat, 29 April 2011

malformasi anorektal

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. Pengertian

Malformasi Kogenital adalah istilah kelainan structural, perilaku, faal dan kelainan metabolic yang terdapat pada waktu lahir. (Embriologi Kedokteran, Langman).
Malformasi kogenital dikenal sebagai anus imperforata yang meliputi anus, rectum atau batas di antara keduanya. (Betz dan Sowden, 2002).
Malformasi kogenital berupa kecacatan pembentukan kanal anorektal pada perkembangan embriologis akibat tidak lengkapnya atau kegagalan penutupan septum urorektal dan tidak berkembangnya protekderm.
Malformasi anorektal adalah malformasi congenital di mana rectum tidak mempunyai lubang keluar. (Donnal Wong. 1996).
Anus imperforata adalah tidak terjadinya perforasi membrane yang memisahkan bagian endoderm dengan ectoderm mengakibatkan pembentukan lubang anus yang tidak sempurna. Pada keadaan ini, anus tampak rata atau sedikit cekung ke dalam atau kadang terbentuk anus namun tidak berhubungan langsung dengan rectum. (Fitri Purwanto, 2006).
Malformasi anorektal adalah kelainan bawaan pada bayi baru lahir yang disebabkan obstruksi saluran cerna dan tidak ditemukannya lubang anus. (Farid Nur Mantu, 1994).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa malformasi anorektal adalah kelainan bawaan pada bayi baru lahir berupa kecacatan pembentukan kanal anorektal sehingga rectum tidak mempunyai lubang atau pembentukan anus yang tidak sempurna.
Berdasarkan klasifikasinya, anomaly dibagi menjadi 3 :
a. Anomali rendah
Rektum menembus M. levator anus sehingga jarak kulit dan ujung rectum paling jauh 1 cm. rectum mempunyai jalur desenden normal melalui otot puberektalis, terdapat spinkter internal dan eksternal yang berkembang baik dengan fungsi normal dan tidak terdapat hubungan dengan saluran genitourinarius (anocutaneus fistula, anal stenosis, anal membrane).
b. Anomali intermediet (menengah)
Rektum mencapai tingkat M. levator anus tetapi tidak menembusnya. Rectum berada pada atau di bawah tingkat otot puberektalis, lesung anal dan spinkter eksternal berada pada posisi yang normal (pria : rektobulbar, rektovesical fistula. Wanita : rektovaginal, rektovertibular fistula, persistent kloaka).
c. Anomali supralevator (tinggi)
Rektum tidak mencapai tingkat M. levator anus dengan jarak antara ujung buntu rectum sampai kulit perineum lebih dari 1 cm, ujung rectum di atas otot puberektalis dan spinkter internal tidak ada. Hal ini biasanya berhubungan dengan fistula genitourinarius rektourektal (pria) dan rektovaginal (wanita).
(Klasifikasi Wingspread terlampir)

2. Etiologi

Kelainan bawaan anus disebabkan oleh gangguan pertumbuhan, fusi dan pembentukan anus dari tonjolan embriogenik. Pada kelainan bawaan anus umumnya tidak ada kelainan rectum, spinkter dan otot dasar panggul. Namun demikian pada agenesis anus, spinkter interna tidak memadai.
Kelainan bawaan rectum terjadi karena gangguan pemisahan kloaka menjadi rectum dan sinus urogenital sehingga biasanya disertai dengan gangguan perkembangan septum anorektal yang memisahkannya.
Dalam hal ini terjadi fistel antara saluran kemih dan genital. Pada kelainan rectum yang tinggi, spinkter interna tidak ada sedangkan spinkter eksternal hipoplastik.

3. Manifestasi Klinis

a. Tanda :
1) Lemahnya tonus spinkter.
2) Bentuk flat atau anal dimple.
3) Tidak jelasnya garis tengah lekukan intergluteal.
4) Tidak adanya pembukaan anus.
b. Gejala :
1) Mekonium tidak keluar dalam 24 jam pertama.
2) Setelah kelahiran, adanya mekonium di perineum atau genital.
3) Mekonium bercampur dengan urin.
4) Distensi abdomen.
5) Perut kembung.
6) Muntah ( mula-mula hijau kemudian bercampur tinja).

4. Komplikasi

a. Asidosis metabolic karena dehidrasi yang hebat karena muntah.
b. Infeksi saluran kemih yang berkepanjangan.
c. Kerusakan uretra akibat proses bedah.
d. Komplikasi jangka panjang :
1) Eversi mukosa anal.
2) Stenosis akibat kontraksi jaringan parut dari anastomosis.
3) Impaksi dan konstipasi akibat dilatasi sigmoid.
4) Masalah atau keterlambatan yang berhubungan dengan toilet training.
5) Inkontinensia akibat stenosis anal/impaksi.
6) Prolaps mukosa anorektal menyebabkan inkontinensia.
7) Fistula kambuh karena tegangan di area pembedahan dan ireksi.

5. Patofisiologi

Perkembangan embriologi minggu ke 4 sampai 6 gestasi terjadi variasi pembentukan anorektal. Anus dan rectum berasal dari bagian dorsal hindgut. Dalam perkembangannya, fetus yang berusia 4 minggu telah terbentuk kloaka. Kloaka terbagi menjadi bagian dorsal (rectum), bagian ventral oleh septum urorektal yang berkembang dari kraniak ke kaudal dan lipatan lateral kloaka. Setelah lipatan lateral bergabung dengan septum urorektal, terjadi pemisahan antara system urinarius dan rectal. Diferensiasi selanjutnya terjadi pada genitourinarius anterior dan daerah anorektal posterior. Pada minggu ke 7 bagian genitourinarius mendapat pembukaan eksternal tapi anorektal tidak membuka hingga beberapa waktu, maka akan menjadi migrasi tidak lengkap dari anorektal ke posisi normal sehingga terjadi malformasi anorektal. Adanya hubungan yang menetap antara bagian traktus urinarius dan rectal dari kloaka akan menyebabkan terbentuknya fistula. Pada laki-laki lebih banyak terdapat fistula genitourinarius rektourektal dan pada wanita fistula terbentuk antara vagina dan rectum.
(Bagan Patofiologi terlampir)

6. Penatalaksanaan

a. General Support :
1) NGT untuk mengurangi tekanan abdomen atau dekompresi dengan mengeluarkan isi lambung.
2) Pemberian cairan IV.
3) Pemberian antibiotic.
b. Defek letak rendah dilakukan terapi definitive yaitu kolostomi dan anorektoplasti posterior saginatal (RSARP).
c. Kelainan letak rendah merupakan stenosis anus yang hanya membutuhkan dilatasi membrane atau merupakan membrane anus tipis yang mudah dibuka setelah anak lahir (Businase)
d. Defek kloaka pada wanita selain kolostomi, vaginostomi dan diversi urin jika perlu, 6 bulan kemudian dilakukan ano-rekto-vagino-uretoplasti posterior saginatal (PSAVURP).
e. Defek letak tinggi dilakukan kolostomi pada masa neonatal diteruskan denagan terapi definitive dalam waktu 6-12 bulan.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Kaji BBL pada bagian perianal
1) Inspeksi perineum = anal dimple.
2) Tidak adanya lubang anus.
b. Observasi adanya pasase mekonium yang menurun.
c. Observasi keadaan feses.
d. Kaji adanya riwayat kesulitan defekasi (distensi abdomen). Evaluasi lancar atau tidak yang bisa menyebabkan obstipasi.
e. Muntah, mula-mula hijau dan bercampur tinja.
f. Bantu dengan prosedur diagnostic, missal :
1) Endoskopi, menunjukkan tidak adanya rongga atau lubang anus.
2) Radiografi, menunjukkan tinggi atau rendahnya anomaly.
g. Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan rectal digital dan fistula.
2) Jika ada fistula, urin dapat diperiksa untuk melihat adanya sel-sel epitel mekonium.
3) Pemeriksaan sinar X, lateral inverse, adanya gas dalam usus.
4) Ultrasound dapat digunakan unutk menentukan letak kantong rectal.
5) Foto infetogram, dapat menentukan letak yang buntu terhadap dasar panggul.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Resiko deficit volume cairan d.b ketidakadekuatan masukan cairan.
b. Resiko deficit nutrisi b.d intake nutrisi dan cairan tidak adekuat.
c. Nyeri b.d tekanan intra abdomen meningkat.
d. Resiko tinggi cidera b.d ketidakmampuan mengevakuasi rectum, pembedahan.
e. Perubahan proses keluarga b.d perawatan anak dengan hospitalisasi.

3. Intervensi

a. Dx 1 :
1) Tujuan : Mencapai keseimbangan cairan dan elektrolit.
2) Kriteria hasil :
a) Turgor kulit elastis.
b) Kulit dan membrane mukosa tidak kering.
c) TTV dalam batas normal.
d) Tidak terjadi dehidrasi.
3) Intervensi :
a) Awasi TTV.
R/ Indikator keadekuatan volume sirkulasi hipotensi ortostatik dapat terjadi.
b) Awasi jumlah dan tipe masukan cairan.
R/ Klien tidak mengkonsumsi cairan sama sekali mengakibatkan dehidrasi/ mengganti cairan untuk masukan kalori yang berdampak pada keseimbangan elektrolit.
c) Tambahkan kalium oral/IV sesuai indikasi.
R/ Pemenuhan kebutuhan cairan tubuh.
d) Observasi kulit dan membrane mukosa.
R/ identifikasi adanya dehidrasi.
b. Dx 2:
1) Tujuan : Mencapai kebutuhan nutrisi yang adekuat.
2) Kriteria hasil :
a) BB stabil atau sesuai.
b) Tonus otot baik.
c) Tidak terdapat/bebas tanda-tanda malnutrisi.
3) Intervensi :
a) Awasi toleransi terhadap masukan makanan dan cairan, catat distensi abdomen.
R/ Komplikasi paralitik ileus, obstruksi, pengosongan lambung lambat dan dilatasi terjadi, kemungkinan masukan selang NGT.
b) Auskultasi bising usus dan catat pasase flatus.
R/ peristaltic dapat diharapkan kembali kurang lebih dari pasca-op ke 3 menunjukkan kesiapan untuk memulai masukan per-oral.
c) Pertahankan potensi selang NGT.
R/ Memberikan istirahat pada traktus GI selama fase pasca-op akut sampai kembali berfungsi normal.
d) Kolaborasi : Berikan makanan Parenteral.
R/ Memenuhi kebutuhan makanan sampai masukan oral dapat dimulai.
c. Dx. 3:
1) Tujuan : Nyeri berkurang atau hilang.
2) Kriteria hasil :
a) Klien terlihat lebih rileks (bayi tidak rewel).
b) Mampu istirahat atau tidur dengan cukup.
3) Intervensi :
a) Kaji ekspresi klien dalam nyeri.
R/ Melihat sejauh mana skala nyeri.
b) Kaji ulang factor-faktor yang meningkatkan/menghilangkan nyeri.
R/ Dapat menunjukkan dengan tepat factor pencetus/pemberat atau mengidentifikasi terjadinya komplikasi.
c) Berikan tindakan nyaman (belaian, istirahat cukup).
R/ Meningkatkan relaksasi.
d) Kolaborasi : Berikan obat analgesic.
R/ Menghilangkan nyeri. Nyeri yang bervariasi dari ringan, berat perlu penanganan untuk memudahkan istirahat adekuat dan penyembuhan.
d. Dx 4 :
1) Tujuan : Tidak terjadi cedera.
2) Kriteria hasil : tidak mengalami tanda dan gejala perdarahan.
3) Intervensi :
a) Pra dan pasca Op :
- Pertahankan pengisapan nasogastrik.
R/ Untuk dekompresi abdomen.
- Pertahankan perawatan anal dan perineal yang cermat.
R/ Mencegah iritasi dan infeksi.
b) Pasca :
- Hindari mengukur suhu rectal.
R/ Mencegah trauma rectal.
- Observasi pola defekasi.
R/ Untuk mendeteksi pola normal.
- Beri posisi miring pada bayi dan panggul ditinggikan/terlentang dengan kaki disokong pada sudut 900.
R/ Mencegah tekanan pada jahitan perineal.
- Kolaborasi : Pemasangan kolostomi.
R/ untuk mencegah terjadinya aspirasi, refluks dan respirasi.
e. Dx 5 :
1) Tujuan : Keluarga akan mendapat dukungan yang adekuat.
2) Kriteria hasil :
a) Keluarga menunjukkan kemampuan untuk memberikan perawatan bayi di rumah.
b) Menyatakan perasaan bebas dan adekuat.
3) Intervensi :
a) Ajarkan perawatan yang dibutuhkan untuk penatalaksanaan di rumah : dilatasi rectal bila tepat, perawatan luka dan kolostomi.
R/ Memberikan pengetahuan dalam perawatan bayi post op.
b) Latihan kebiasaan defekasi.
R/ Program defekasi secara teratur.
c) Modifikasi diet serat
R/ Pemenuhan kebutuhan anak post op.

kehamilan

DEFINISI

Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung di dalam tubuh wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan diakhiri dengan proses persalinan,


PEMBUAHAN

Pembuahan (Konsepsi) adalah merupakan awal dari kehamilan, dimana satu sel telur dibuahi oleh satu sperma.

Ovulasi (pelepasan sel telur) adalah merupakan bagian dari siklus menstruasi normal, yang terjadi sekitar 14 hari sebelum menstruasi. Sel telur yang dilepaskan bergerak ke ujung tuba falopii (saluran telur) yang berbentuk corong , yang merupakan tempat terjadinya pembuahan.

Jika tidak terjadi pembuahan, sel telur akan mengalami kemunduran (degenerasi) dan dibuang melalui vagina bersamaan dengan darah menstruasi. Jika terjadi pembuahan, maka sel telur yang telah dibuahi oleh sperma ini akan mengalami serangkaian pembelahan dan tumbuh menjadi embrio (bakal janin).

Jika pada ovulasi dilepaskan lebih dari 1 sel telur dan kemudian diikuti dengan pembuahan, maka akan terjadi kehamilan ganda, biasanya kembar 2. Kasus seperti ini merupakan kembar fraternal.
Kembar identik terjadi jika pada awal pembelahan, sel telur yang telah dibuahi membelah menjadi 2 sel yang terpisah atau dengan kata lain, kembar identik berasal dari 1 sel telur.

Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih cair, sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim. Sperma bergerak dari vagina sampai ke ujung tuba falopii yang berbentuk corong dalam waktu 5 menit.
Sel yang melapisi tuba falopii mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan zigot (sel telur yang telah dibuahi).


IMPLANTASI & PERKEMBANGAN PLASENTA

Implantasi adalah penempelan blastosis ke dinding rahim, yaitu pada tempatnya tertanam.

Blastosis biasanya tertanam di dekat puncak rahim, pada bagian depan maupun dinding belakang.
Dinding blastosis memiliki ketebalan 1 lapis sel, kecuali pada daerah tertentu terdiri dari 3-4 sel.
Sel-sel di bagian dalam pada dinding blastosis yang tebal akan berkembang menjadi embrio, sedangkan sel-sel di bagian luar tertanam pada dinding rahim dan membentuk plasenta (ari-ari).

Plasenta menghasilkan hormon untuk membantu memelihara kehamilan dan memungkin perputaran oksigen, zat gizi serta limbah antara ibu dan janin.
Implantasi mulai terjadi pada hari ke 5-8 setelah pembuahan dan selesai pada hari ke 9-10.

Dinding blastosis merupakan lapisan luar dari selaput yang membungkus embrio (korion). Lapisan dalam (amnion) mulai dibuat pada hari ke 10-12 dan membentuk kantung amnion. Kantung amnion berisi cairan jernih (cairan amnion) dan akan mengembang untuk membungkus embrio yang sedang tumbuh, yang mengapung di dalamnya.

Tonjolan kecil (vili) dari plasenta yang sedang tumbuh, memanjang ke dalam dinding rahim dan membentuk percabangan seperti susunan pohon. Susunan ini menyebabkan penambahan luas daerah kontak antara ibu dan plasenta, sehingga zat gizi dari ibu lebih banyak yang sampai ke janin dan limbah lebih banyak dibuang dari janin ke ibu. Pembentukan plasenta yang sempurna biasanya selesai pada minggu ke 18-20, tetapi plasenta akan terus tumbuh selama kehamilan dan pada saat persalinan beratnya mencapai 500 gram.

PERKEMBANGAN EMBRIO

Embrio pertama kali dapat dikenali di dalam blastosis sekitar 10 hari setelah pembuahan. Kemudian mulai terjadi pembentukan daerah yang akan menjadi otak dan medulla spinalis, sedangkan jantung dan pembuluh darah mulai dibentuk pada hari ke 16-17.
Jantung mulai memompa cairan melalui pembuluh darah pada hari ke 20 dan hari berikutnya muncul sel darah merah yang pertama.
Selanjutnya, pembuluh darah terus berkembang di seluruh embrio dan plasenta.

Organ-organ terbentuk sempurna pada usia kehamilan 12 minggu (10 minggu setelah permbuahan), kecuali otak dan medulla spinalis, yang terus mengalami pematangan selama kehamilan.

Kelainan pembentukan organ (malformasi) paling banyak terjadi pada trimester pertama (12 minggu pertama) kehamilan, yang merupakan masa-masa pembentukan organ dimana embrio sangat rentan terhadap efek obat-obatan atau virus. Karena itu seorang wanita hamil sebaiknya tidak menjalani immunisasi atau mengkonsumsi obat-obatan pada trimester pertama kecuali sangat penting untuk melindungi kesehatannya. Pemberian obat-obatan yang diketahui dapat menyebabkan malformasi harus dihindari.

Pada awalnya, perkembangan embrio terjadi dibawah lapisan rahim pada salah satu sisi rongga rahim, tetapi pada minggu ke 12, janin (istilah yang digunakan setelah usia kehamilan mencapai 8 minggu) telah mengalami pertumbuhan yang pesat sehingga lapisan pada kedua sisi rahim bertemu (karena janin telah memenuhi seluruh rahim).

MENENTUKAN USIA KEHAMILAN

Secara konvensional, kehamilan dihitung dalam minggu, dimulai dari hari pertama menstruasi terakhir.
Ovulasi biasanya terjadi 2 minggu sesudah menstruasi dan pembuahan biasanya terjadi segera setelah ovulasi, karena itu secara kasar usia embrio adalah 2 minggu lebih muda daripada jumlah minggu yang secara tradisional dipakai untuk menyatakan usia kehamilan. Dengan kata lain, seorang wanita yang hamil 4 minggu sedang mengandung embrio yang berumur 2 minggu.
Jika menstruasinya tidak teratur, maka perbedaan yang pasti bisa lebih atau kurang dari 2 minggu.
Untuk praktisnya, jika seorang wanita menstruasinya terlambat 2 minggu, dikatakan telah hamil 6 minggu.

Kehamilan berlangsung rata-rata selama 266 hari (38 minggu) dari masa pembuahan atau 280 hari (40 minggu) dari hari pertama menstruasi.
Untuk menentukan tanggal perkiraan persalinan bisa dilakukan perhitungan berikut:
- tanggal menstruasi terakhir ditambah 7
- bulan menstruasi terakhir dikurangi 3
- tahun menstruasi terakhir ditambah 1.
Hanya 10% wanita hamil yang melahirkan tepat pada tanggal perkiraan persalinan, 50% melahirkan dalam waktu 1 minggu dan hampir 90% yang melahirkan dalam waktu 2 minggu sebelum atau setelah tanggal perkiraan persalinan. Persalinan dalam waktu 2 minggu sebelum maupun sesudah perkiraan persalinan masih dianggap normal.

Kehamilan terbagi menjadi periode 3 bulanan, yang disebut sebagai:
- Trimester pertama (minggu 1-12)
- Trimester kedua (minggu 13-24)
- Trimester ketiga (minggu 25-persalinan).

Kehamilan 6 minggu
Kehamilan 8 minggu

Kehamilan 10 minggu
Kehamilan 12 minggu

Kehamilan 16 minggu
Kehamilan 20 minggu

Kehamilan 24 minggu
Kehamilan 28 minggu

Kehamilan 32 minggu
Kehamilan 36 minggu

Kehamilan 40 minggu


MENDETEKSI KEHAMILAN

Jika seorang wanita yang biasanya mengalami menstruasi yang teratur mengalami keterlambatan 1 minggu atau lebih, mungkin dia hamil.

Pada awal kehamilan, wanita hamil bisa mengalami pembengkakan payudara dan mual, kadang disertai muntah.
Pembengkakan payudara terjadi akibat bertambahnya kadar hormon wanita (terutama estrogen, juga progesteron).
Mual dan muntah terjadi akibat estrogen dan HCG (human chorionic gonadotropin). Kedua hormon ini membantu memelihara kehamilan dan mulai dihasilkan oleh plasenta pada sekitar 10 hari setelah pembuahan. Pada awal kehamilan, banyak wanita yang merasa sangat lelah dan beberapa wanita mengalami perut kembung.

Jika seorang wanita hamil, serviksnya lebih lunak dan rahim juga lebih lunak dan membesar. Biasanya vagina dan serviks menjadi kebiruan sampai ungu, karena pembuluhnya penuh terisi darah. Perubahan ini bisa terlihat pada pemeriksaan panggul.

Biasanya untuk menentukan kehamilan dilakukan tes kehamilan pada darah maupun air kemih.
Tes kehamilan ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay) bisa dengan segera dan mudah mendeteksi kadar HCG yang rendah di dalam air kemih. Selama 60 hari pertama kehamilan yang normal dengan 1 janin, kadar HCG berlipatganda setiap 2 hari.

Selama kehamilan, rahim terus membesar. Pada kehamilan 12 minggu, rahim membesar keluar panggu, yaitu ke arah perut dan biasanya dapat dirasakan jika dokter memeriksa perut bagian bawah. Rahim terus membesar sampai setinggi pusar pada kehamilan 20 minggu dan sampai ke tulang iga bagian bawah pada usia kehamilan 36 minggu.

Cara lain untuk mendeteksi kehamilan:

1. Mendengarkan denyut jantung janin.
Denyut jantung janin bisa terdengar melalui stetoskop khusus atau USG Doppler.
Dengan bantuan steteoskop khusus, denyut jantung janin bisa terdengar pada usia kehamilan 18-20 minggu; sedangkan jika menggunakan USG Doppler, denyut jantung janin bisa terdengar pada usia kehamilan 12-14 minggu.
2. Merasakan pergerakan janin.
Ibu bisa merasakan gerakan janin pada kehamilan 16-20 minggu.
Wanita yang sebelumnya pernah hamil akan meraskan gerakan janin ini lebih awal.
3. Memeriksa rahim dengan USG.
Rahim yang membesar bisa dilihat dengan USG pada kehamilan 6 minggu, demikian juga halnya dengan denyut jantung janin.


PERUBAHAN FISIK SELAMA KEHAMILAN

Kehamilan menyebabkan banyak perubahan pada tubuh, kebanyakan perubahan ini akan menghilang setelah persalinan. Jantung dan pembuluh darah. Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung) meningkat sampai 30-50%. Peningkatan ini mulai terjadi pada kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 16-28 minggu. Karena curah jantung meningkat, maka denyut jantung pada saat istirahat juga meningka (dalam keadaan normal 70 kali/menit menjadi 80-90 kali/menit).

Setelah mencapai kehamilan 30 minggu, curah jantung agak menurun karena rahim yang membesar menekan vena yang membawa darh dari tungkai ke jantung. Selama persalinan, curah jantung meningkat sebesar 30%, Setelah persalinan curah jantung menurun sampai 15-25% diatas batas kehamilan, lalu secara perlahan kembali ke batas kehamilan.

Peningkatan curah jantung selama kehamilan kemungkinan terjadi karena adanya perubahan dalam aliran darah ke rahim. Karena janin terus tumbuh, maka darah lebih banyak dikirim ke rahim ibu. Pada akhir kehamilan, rahim menerima seperlima dari seluruh darah ibu.

Ketika melakukan aktivitas/olah raga, maka curah jantung, denyut jantung dan laju pernafasan pada wanita hamil lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak sedang hamil. Rontgen dada dan EKG menunjukkan sejumlah perubahan dalam jantung, dan kadang terdengar murmur jantung tertentu serta ketidakteraturan irama jantung. Semua perubahan tersebut adalah normal terjadi pada masa hamil, tetapi beberapa kelainan irama jantung mungkin akan memerlukan pengobatan khusus.

Selama trimester kedua biasanya tekanan darah menurun tetapi akan kembali normal pada trimester ketiga.

Selama kehamilan, volume darah dalam peredaran meningkat sampai 50%, tetapi jumlah sel darah merah yang mengangkut oksigen hanya meningkat sebesar 25-30%. Untuk alasan yang belum jelas, jumlah sel darah putih (yang berfungsi melindungi tubuh terhadap infeksi) selama kehamilan, pada saat persalinan dan beberapa hari setelah persalinan, agak meningkat.

- Ginjal
Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang volumenya meningkat (sampai 30-50% atau lebih), yang puncaknya terjadi pada kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan (pada saat ini aliran darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar).

Dalam keadaan normal, aktivitas ginjal meningkat ketika berbaring dan menurun ketika berdiri. Keadaan ini semakin menguat pada saat kehamilan, karena itu wanita hamil sering merasa ingin berkemih ketika mereka mencoba untuk berbaring/tidur.
Pada akhir kehamilan, peningkatan aktivitas ginjal yang lebih besar terjadi pada wanita hamil yang tidur miring. Tidur miring mengurangi tekanan dari rahim pada vena yang membawa darah dari tungkai sehingga terjadi perbaikan aliran darah yang selanjutnya akan meningkatkan aktivitas ginjal dan curah jantung.

- Paru-paru
Ruang yang diperlukan oleh rahim yang membesar dan meningkatnya pembentukan hormon progesteron menyebabkan paru-paru berfungsi lain dari biasanya. Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk dirinya dan untuk janin. Lingkar dada wanita hamil agak membesar.

Lapisan saluran pernafasan menerima lebih banyak darah dan menjadi agak tersumbat oleh penumpukan darah (kongesti). Kadang hidung dan tenggorokan mengalami penyumbatan parsial akibat kongesti ini. Tekanan dan kualitas suara wanita hamil agak berubah.

-Sistem pencernaan
Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus bagian bawah sehingga terjadi sembelit (konstipasi).
Sembelit semakin berat karena gerakan otot di dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progesteron.

Wanita hamil sering mengalami heartburn (rasa panas di dada) dan sendawa, yang kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama berada di dalam lambung dan karena relaksasi sfingter di kerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke kerongkongan.

Ulkus gastrikum jarang ditemukan pada wanita hamil dan jika sebelumnya menderita ulkus gastrikum biasanya akan membaik karena asam lambung yang dihasilkan lebih sedikit.

- Kulit
Topeng kehamilan (melasma) adalah bintik-bintik pigmen kecoklatan yang tampak di kulit kening dan pipi.
Peningkatan pigmentasi juga terjadi di sekeliling puting susu. Sedangkan di perut bawah bagian tengah biasanya tampak garis gelap.

Spider angioma (pembuluh darah kecil yang memberi gambaran seperti laba-laba) bisa muncul di kulit, biasanya di atas pinggang. Sedangkan pelebaran pembuluh darah kecil yang berdinding tipis seringkali tampak di tungkai bawah.

- Hormon
Kehamilan mempengaruhi hampir semua hormon di dalam tubuh.
Plasenta menghasilkan sejumlah hormon untuk membantu tubuh dalam mempertahankan kehamilan. Hormon utama yang dihasilkan oleh plasenta adalah HCG, yang berperan mencegah ovulasi dan merangsang pembentukan estrogen serta progesteron oleh ovarium untuk mempertahankan kehamilan.
Plasenta juga menghasilkan hormon yan gmenyebabkan kelenjar tiroid menjadi lebih aktif. Kelenjar tiroid yang lebih aktif menyebabkan denyut jantung yang cepat, jantung berdebar-debar (palpitasi), keringat berlebihan dan perubahan suasana hati; selain itu juga bisa terjadi pembesaran kelenjar tiroid. Tetapi hipertiroidisme (overaktivitas kelenjar tiroid) hanya terjadi pada kurang dari 1% kehamilan.

Plasenta juga menghasilkan melanocyte-stimulating hormone yang menyebabkan kulit berwarna lebih gelap dan hormon yang menyebabkan peningkatan kadar hormon adrenal di dalam darah. Peningkatan kadar hormon in kemungkinan menyebabkan tanda peregangan berwarna pingk pada kulit perut.

Selama kehamilan diperlukan lebih banyak insulin yang dihasilkan oleh pankreas. Karena itu penderita diabetes yang sedang hamil bisa mengalami gejala diabetes yang lebih buruk.


PERAWATAN SELAMA KEHAMILAN

- Pemeriksaan pada usia kehamilan mencapai 6 dan 8 minggu sangat penting untuk memperkirakan umur kehamilan dan tanggal perkiraan persalinan.
- Pemeriksaan fisik yang pertama kali dilakukan biasanya meliputi berat badan, tinggi badan dan tekanan darah. Kemudian dilakukan pemeriksaan leher, kelenjar tiroid, payudara, perut, lengan dan tungkai.
- Dengan bantuan stetoskop, dilakukan pemeriksaan terhadap jantung dan paru-paru; sedangkan pemeriksaan bagian belakang mata dilakukan dengan bantuan oftalmoskop.
- Juga dilakukan pemeriksaan panggul dan rektum guna mengetahui ukuran danposisi rahim dan kelaian pada panggul.

Dilakukan pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan darah untuk sifilis, hepatitis, gonore, infeksi klamidia dan penyakit menular seksual lainnya. Pemeriksaan darah juga dilakukan untuk menentukan golongan darah dan antibodi Rh.

Rontgen dada hanya dilakukan jika diketahui wanita hamil tersebut menderita penyakit paru-paru atau jantung.
Jika tidak mendesak, sebaiknya pemeriksaan rontgen dihindari, terutama pada 12 minggu pertama karena janin sangat sensitif terhadap efek radiasi. Jika mendesak, janin harus dilindungi dengan cara menutupi perut bagian bawah dengan bahan yang mengandung timah hitam sehingga rahim terlindungi.

Pemeriksaan penyaringan untuk diabetes harus segera dilakukan setelah kehamilan 12 minggu pada:
- Wanita yang pernah melahirkan bayi yang sangat besar
- Wanita yang pernah mengalami keguguran yang penyebabnya tidak jelas
- Wanita yang memiliki keluarga yang menderita diabetes.
Pada minggu ke 28, semua wanita hamil harus menjalani pemeriksaan penyaringan untuk diabetes.

Pada minggu ke 16-18, dilakukan pemeriksaan kadar alfa-fetoprotein (suatu protein yang dihasilkan oleh janin) di dalam darah ibu.
Jika kadarnya tinggi, kemungkinan janin yang dikandung menderita spina bifida atau terdapat lebih dari 1 janin. Jika kadarnya rendah, kemungkinan terdapat kelainan kromosom pada janin.

Dengan USG, kehamilan bisa diketahui mulai dari 4-5 minggu setelah ovulasi. USG juga digunakan untuk:
- Mengikuti perkembangan kehamilan
- Menentukan tanggal perkiraan persalinan
- Menentukan laju pertumbuhan janin
- Merekam denyut jantung atau pernafasan janin
- Mengetahui kehamilan ganda
- Mengetahui sejumlah kelainan (misalnya plasenta previa)
- Mengetahui kelainan posisi janin
- Memandu jarum pada pengambilan contoh cairan ketuban untuk keperluan pemeriksaan genetik atau kematangan paru-paru (amniosentesis).

Pada kehamilan muda, sebelum menjalani pemeriksaan USG, sebaiknya ibu meminum banyak air karena kandung kemih yang penuh akan mendorong rahim keluar rongga panggul sehingga bisa diperoleh gambaran janin yang lebih jelas.

Pemeriksaan selanjutnya dilakukan setiap 4 minggu (1 kali/bulan) sampai usia kehamilan mencapai 32 minggu. Kemudian setiap 2 minggu sampai usia kehamilan mencapai 36 minggu dan sesudah 36 minggu, pemeriksaan dilakukan 1 kali/minggu.
Pada setiap pemeriskaan, dilakukan pengukuran berat badan dan tekanan darah, serta ukuran dan bentuk rahim untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan janin.

Air kemih diperiksa untuk mengetahui adanya gula dan protein. Adanya gula menunjukkan diabetes dan protein menunjukkan pre-eklamsi (tekanan darah tinggi, protein dalam air kemih dan penimbunan cairan selama kehamilan).

Jika ibu memiliki darah Rh-negatif, maka dilakukan pemeriksaan antibodi Rh.
Jika darah ibu memiliki Rh-negatif dan darah ayah memiliki Rh-positif, maka janin bisa memiliki Rh-positif. Jika darah janin yang memiliki Rh-positif memasuki peredaran darah ibu yang memiliki Rh-negatif, maka tubuh ibu akan membentuk antibodi Rh yang bisa masuk ke aliran darah janin dan merusak sel darah merah sehingga terjadi jaundice (kuning), yang bisa menyebabkan kerusakan otak atau kematian janin.

Kenaikan berat badan pada saat hamil, pada wanita yang memiliki ukuran rata-rata biasanya berkisar antara 12,5-15 kg (sekitar 1-1,5 kg/bulan). Kenaikan berat badan yang melebihi 15-17,5 kg menyebabkan penumpukan lemak pada janin dan ibu.
Berat badan yang tidak bertambah merupakan pertanda buruk (terutama jika kenaikan berat badan total kurang dari 5 kg) dan hal ini bisa menunjukkan adanya pertumbuhan janin yang lambat.

Kadang kenaikan berat badan disebabkan oleh penimbunan cairan akibat jeleknya aliran darah tungkai pada saat wanita hamil berdiri. Hal ini bisa diatasi dengan cara berbaring miring ke kiri selama 30-45 menit sebanyak 2-3 kali/hari.

Selama kehamilan, kebutuhan kalori harus ditambah sekitar 250 kalori agar tersedia zat gizi yang cukup untuk pertumbuhan janin.
Wanita hamil sebaiknya mengkonsumsi makanan yang gizinya seimbang, termasuk buah-buahan dan sayur-sayuran. Hindari makanan yang terlalu asin atau makanan yang mengandung bahan pengawet.

Seorang wanita hamil tidak boleh minum obat sembarangan. Selama kehamilan, kebutuhan tubuh akan zat besi meningkat guna memenuhi kebutuhan ibu dan janin. Biasanya diberikan tambahan zat besi. Pemberian zat besi bisa menyebabkan gangguan lambung yang ringan dan sembelit.

Mual dan muntah bisa dikurangi dengan merubah pola makan, yaitu:
- Minum dan makan dalam porsi kecil tetapi sering
- Makan sebelum lapar
- Makanan lunak.

Untuk mengatasi morning sickness (mual di pagi hari) sebaiknya memakan 1-2 keping biskuit sebelum beranjak dari tempat tidur.
Jika mual dan muntahnya sangat berat dan menetap sehingga terjadi dehidrasi, penurunan berat badan atau gangguan lainnya, maka biasanya wanita hamil harus menjalani perawatan di rumah sakit untuk semantara waktu dan mendapatkan cairan melalui infus.

Edema (pembengkakan) sering terjadi, terutama pada tungkai. Demikian juga halnya dengan varises pada tungkai dan di daerah sekitar lubang vagina. Untuk mengurangi pembengkakan tungkai, bisa digunakan penyangga elastis atau berbaring dengan posisi tungkai lebih tinggi.

Wasir bisa diatasi dengan mengkonsumsi obat pelunak tinja atau berendam di air hangat.

Pada saat hamil biasanya jumlah cairan yang keluar dari vagina bertambah, hal ini adalah normal. Trikomoniasis dan kandidiasis merupakan infeksi vagina yang sering ditemukan selama kehamilan dan mudah diobati. Vaginosis bakterialis (infeksi bakteri pada vagina) bisa menyebabkan kelahiran prematur dan harus diobati secara tuntas.

Wanita hamil bisa tetap melakukan kegiatan sehari-harinya dan berolahraga. Hubungan seksual selama kehamilan tetap boleh dilakukan, kecuali jika terjadi perdarahan, nyeri atau kebocoran air ketuban.

Setiap wanita hamil sebaiknya mengetahui tanda-tanda awal persalinan. Tanda yang utama adalah kontraksi perut bagian bawah dengan selang waktu tertentu dan nyeri punggung. Menjelang akhir kehamilan (setelah 36 minggu), dokter akan melakukan pemeriksaan panggul untuk mencoba memperkirakan saat persalinan.

Sumber: medicastore

Jumat, 15 April 2011

SUSU ONTA


Sarat Gizi
Susu onta dianggap sebagai sumber gizi utama di padang pasir dan dianggap sebagai susu yang paling bagus. Para ahli telah melakukan penelitian terkait dengan susu onta sejak kuartal terakhir abad kedua puluh. Mereka melakukan penelitian terhadap ratusan onta dari berbagai jenis. Para peneliti memperhatikan jumlah susu yang diperah dalam sehari, susu yang diperah setelah melahirkan, maupun kandungan yang ada dalam susu onta.
Setelah melakukan berbagai penelitian, para ahli menemukan bahwa susu onta dianggap sebagai unsur dasar untuk memperbaiki gizi manusia, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Kandungan susu onta tergantung pada frekuensi perahan, usia onta, jumah anak, jumlah dan jenis makanan yang diberikan dan jumlah air yang diminumnya.
Kandungan lemak yang ada pada susu onta lebih rendah dibandingkan kandungan lemak pada susu kerbau yaitu 31,6% berbanding 40,9%.
Susu onta juga mengandung vitamin C dengan kadar tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan susu sapi. Kadar ini akan terus bertambah jika onta diber pakan rumput yang kaya vitamin. Vitamin B1 dan B2 susu onta tersedia lebih banyak dibandingkan dengan susu domba. Begitu juga dengan vitamin A dab karotin yang cukup tersedia.
Sebagai Obat
Bangsa Arab tradisional menggunakan susu onta untuk mengobati berbagai penyakit seperti cacar, sakit gigi, luka, gangguan penernaan dan keracunan. Menurut mereka, susu onta yang paling bagus untuk dijadikan obat adalah susu yang keluar setelah empat puluh hari melahirkan.
Yang paling baik adalah yang berwarna putih pekat, harum baunya, lezat rasanya, memiliki rasa manis yang sedang, lemak seimbang, tidak terlalu kental, diperah dari onta sehat, berbadan seimbang, diberi pakan dan minum yang baik. Susu onta ynag baik menumbuhkan darah yang baik, menyuburkan tubuh yang kurus, memberikan efek tenang, menghilangkan rasa was-was, ragu dan penyakit risau.
Susu onta yang diminum dengan madu, bisa membersihkan kotoran perut yang bercampur dengan sisa makanan. Jika dicampur dengan gula, maka bisa mengkilatkan dan memperindah warna kulit, menyembuhkan penyakit sesak, paru-patu dan TBC. Susu onta bisa memperhalus, memperlancar dan membuka sesuatuyang tertutup sisem pencernaan  serta bagus untuk menghilangkan rawa haus. ( Majalah Info Haji, hal 60. vol 09 ).


Jumat, 08 April 2011

kuliah komputer

menurut saya kuliah komputer menyenangkan, seru banget bisa langsung praktek rame-rame sama temen-temen. tapi kadang suka sebel karena ketinggalan langkah. semua bisa dilalui juga dengan kesabaran mengikuti.
alhamdulillah